Universitas Gunadarma

Senin, 27 Desember 2010

riset koperasi



EKONOMI KOPERASI

KOPERASI SEHATI

Ruko Mall Depok Blok B No 3 Jl. Margonda Raya
Depok
1.       Berdirinya Koperasi
Koperasi ini berdiri Sejak 10 Juli 2009

2.       Latar belakang berdirinya Koperasi
Demi Meningkatkan Cabang Pendapatan dari Perusahaan yang di dasari oleh PT. ASTRA, Kemudian membuka sebuah koperasi peminjaman dana yang di campur tangani oleh kepengurusan pihak FIF dalam bidang Finance.
3.       VISI dan MISI
VISI : Menjadi Koperasi yang Terbesar di Indonesia
MISI : Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Indonesia pada tingkat usaha Mikro.

4.       Struktur Perusahaan Hingga Koperasi
PT. ASTRA >>> FIF>>>KSP. Sehati

5.       Cabang Koperasi di Indonesia
Ada 70 Cabang yang tersebar dari Sabang hingga Marauke

6.       Struktur Jabatan
a.       BM ( Brance Manager )                         : Robert Rumahorbo
b.      CCO ( Credit Collection Officer           : Haris
c.       FO ( Finance Officer )                             : Puput
d.      CMO ( Credit Marketing Officer)       :
·         Yakup
·         Arifin
·         Irwansyah
·         Ramadhan
·         Irvansyah
·         Panco
·         Tri
e.      OB ( Office Boy )                                       : Alwi

7.       Tujuan Berdirinya Koperasi
·         Memperbaiki Keuangan Masyarakat Sekitar
·         Memberikan Peminjaman dengan Bungan yang Sedikit
·         Memberikan Kepercayaan yang Stabil bagi Nasabah
·         Menjalin Silatuhrahmi yang baik bagi Nasabah
8.       Pesaing Koperasi
·         BPR
·         BAF
·         Mandiri Finace
9.       Masalah Yang Di Hadapi
·         Nasabah yang Nunggak Pembayaran
·         Peminjaman hanya berdasarkan unsure kepercayaan
·         Koperasi yang berbeda
10.   Yang Berperan Utama dalam Pengambilan Keputusan
>> BM : Brance Manager
11.   Sumber Pendapatan Koperasi
Ø  Bunga Pinjaman Dari Nasabah
Ø  Biaya Administrasi Nasabah
12.   Peraturan Untuk Karyawan
Ø  Target kinerja tiap Bulan dan tiap Tahun
Ø  Disiplin dengan waktu
Ø  Tegas kepada nasabah yang mengganggu kinerja perusahaan
Ø  Rapih
Ø  Sopan
13.   Syarat Untuk menjadi Karyawan
Ø  BM (Brance Manager)
a.       Berpengalaman
b.      Pendidikan Minimal S1
c.       Bertanggungjawab
Ø  CCO ( Creditor Collectiom Officer)
a.       Pendidikan Minimal D3
b.      Jujur dalam Kerja
c.       Semanagt yang Tinggi
Ø  FO ( Finance Officer)
a.       Pendidikan Maksimal D3
b.      Berpenampilan Menarik
c.       Menguasai Microsoft Office
Ø  CMO ( Credit Marketing Officer )
a.       Pendidikan Maksimal SMA Sederajat
b.      Loyalitas kepada koperasi
c.       Mempunyai SIM C dan Kendaraan Pribadi
d.      Menguasai Daerah Setempat
e.      Jujur
14.   Perkembangan Koperasi
Perkembangan Koperasi sangat Pesat, dalam tempo delapan belas bulan sudah dapat membuka 70 cabang. Dan di targetkan untuk tahun depan cabang koperasi ini sudah menjadi 120 cabang.
Menurut data ICA, di dunia saat ini sekitar 800 juta orang adalah anggota koperasi dan diestimasikan bahwa koperasi secara total mempekerjakan lebih dari 100 juta orang, 20%lebih dari jumlah yang diciptakan oleh perusahaan-perusahaan multinasional . koperasi di Indonesia sudah didukung pemerintah (malah berlebihan) sesuai kedudukan istimewa dari koperasi di dalam system perekonomian Indonesia. Sewbagai soko guru perekonomian Indonesia, ide dasar pembentukan koperasi sering dikaitkan dengan pasal 33 UUD 1945, khususnya yang menyebutkan bahwa “perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas dasar kekeluargaan”. Dalam penjelasan UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok dengan kekeluargaan itu adalah koperasi. Mengenai jumlah koperasi yang meningkat cukup pesat sejak krisis tahun 1997/98, menurut soetrisno,, pada dasarnya sebagai tanggapan terhadap dibukanya secara luas pendirian koperasi dengan pencabutan Inpres 4/1984 dan lahirnya inpres 18/1998, sehingga orang bebas mendirikan koperasi pada basis pengembangan dan hingga 2001 sudah lebih dari 35 basis pengorganisasian koperasi.






Minggu, 14 November 2010

tugas akuntansi biaya


BOP DAN DEPARTEMENTALISASI BOP
BAB V
AKUNTANSI BIAYA




NAMA
NPM
Aan Setiawan
25209895
Bayu Susanto
23209060
Devin Pratama
23209413
Muchammad Ikhsan Issrofudin
26209310
Ramadhani
20209803
Riskia Yusuf
26209203

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
DEPOK
2010
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya. Dan shalawat serta salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta para sahabatnya. Yang telah membawa kita menuju jalan yang benar dan di ridhai Allah SWT . karena dengan rahmatNya-lah kita dapat menyelesaikan tugas makalah ini  
Makalah ini disusun dengan cara mengambil intisari dan sedikit materi dari beberapa referensi akuntansi biaya dan beberapa tambahan yang dianggap perlu serta disesuaikan dengan Prinsip Akuntansi Indonesia
Banyak pihak yang telah mendukung tersusunnya makalah ini, ungkapan terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang memberikan bantuan tambahan, dorongan maupun saran-saran sejak tugas makalah ini diberikan.
Demikianlah makalah sederhana ini dipersembahkan dengan harapan dapat membantu dalam mempelajari materi Akuntansi Biaya. Semoga memperkaya wawasan dan cakrawala keilmuan pembaca dan penyusun.
Depok, 25 Oktober 2010

Penyusun



    


BAB I
PENDAHULUAN
Proses produksi di perusahaan industri memerlukan penanganan yang  spesifik karena tergantung dari berbagai pesanan yang diterima, yang bervariasi antara pesanan yang satu dengan pesanan yang lain. Pesanan yang satu harus dipisahkan identitasnya dari pesanan yang lain, sehingga manajemen membutuhkan informasi harga pokok tiap-tiap pesanan secara individual.Karena adanya karakteristik yang cukup unik ini , maka timbullah suatu permasalahan yang seringkali dihadapi oleh perusahaan pembuatan kemasan plastik, yaitu masalah dalam penetapan harga jual produk. Dalam perusahaan yang melakukan produksi berdasarkan pesanan, harga jual ditetapkan sebelum proses produksi dimulai atau harga jual ditentukan dimuka. Harga jual ditetapkan dimuka ini memegang peranan  penting dalam terjadinya transaksi penjualan di perusahaan, karena suatu pesanan dinyatakan diterima atau ditolak setelah adanya kesepakatan, barulah kemudian pesanan tersebut dikerjakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diperlukan suatu penanganan yang serius dalam proses penetapan harga jual dimuka pada perusahaan ini.
Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, seringkali menghadapi masalah dalam menjalankan usahanya, diantaranya masalah penetapan harga jual. Harga jual tersebut harus ditentukan dimuka sebelum proses produksi itu sendiri dimulai. Untuk memecahkan masalah tersebut,perusahaan memerlukan perhitungan harga pokok produksi dengan sistem biaya yang ditentukan dimuka.Dalam rangka memperoleh perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan benar untuk setiap produk pesanan,maka perusahaan membutuhkan suatu metode akuntansi biaya produksi berdasarkan (job order costing method) .Dengan harapan  melalaui metode ini manajemen akan dapat memperoleh informasi harga pokok  pesanan yang akurat, yang bermanfaat dalam menentukan harga jual yang efektif yang akan dibebankan kepada pemesan.


BAB II
PEMBAHASAN
1.   BOP (BIAYA OVERHEAD PABRIK)
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) biaya overhead pabrik variabel, (2) biaya overhead pabrik tetap, dan (3) biaya overhead pabrik campuran. Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya akan berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya overhead pabrik variabel adalah biaya bahan penolong. Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya (dalam kisaran tertentu) tidak berubah walaupun terjadi perubahan  volume kegiatan. Contoh biaya overhead pabrik tetap adalah pajak bumi dan bangunan, biaya penyusutan aktiva tetap, dan biaya sewa gedung pabrik. Biaya overhead pabrik campuran dapat dibedakan menjadi biaya overhead pabrik semivariabel, misalnya biaya listrik pabrik dan biaya telepon pabrik, dan biaya overhead pabrik bertahap, misalnya gaji supervisor dan gaji inspektur.
1.     BOP sesungguhnya
Bila suatu BOP terjadi maka harus dilakukan pencatatan. Sebagaimana pada biaya Bahan Baku dan biaya Tenaga Kerja, jurnal-jurnal dibuat dan diposting ke rekening buku besar dan rekening buku pembantu.
Jurnalnya
BOP (sesungguhnya)              xxx
      Persediaan Bahan Baku                xxx
      Persediaan supplies                      xxx
      Biaya Penyusutan aktiva              xxx
      Macam macam biaya                   xxx
2.     BOP dibebankan
Setelah BOP sesungguhnya di catat di buku besar pembantu dan di rekening buku besar maka harus dibuat pencatatan untuk mencatat BOP yang dibebankan ke produk.
Jurnalnya
Biaya Dalam Proses                     xxx
      BOP (dibebankan)                              xxx

*     Pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif
Tarif BOP yang telah ditentukan digunakan untuk membebankan BOP kepada produksi yang diproduksi.
Ada 2 metode penentuan harga pokok produksi yaitu:
1.     Full costing method
Adalah metode penentuan HPP yang memperhitungkan semua biaya produksi sebagai HPP.
2.     Variable Costing / Direct costing
Adalah metode penentuan HPP yang memperhitungkan BOP biaya produksi variable saja kedalam HPP. (Harga Pokok Produksi).
Jika perusahaan menggunakan metode full costing di dalam penentuan HPPnya, produk akan di bebani BOP dengan meggunakan tarif BOP variable dan tarif BOP tetap. Jika perusahaan mengguanakn metode variable maka didalam penentuan HPP nya, produk akan dibebani BOP dengan menggunakan tarif BOP variable saja.
*     Penggolongan BOP menurut sifatnya
Dalam perusahaan yang prodinya berdasarkan pesanan, BOP adalah : Biaya produk selain BBB & BTKL. Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok BOP adalah :
1.     Biaya bahan penolong
2.     Biaya reparasi & pemeliharaan
3.     Biaya tenaga kerja tidak langsung
4.     Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
5.     Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
6.     Biaya operasi pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai.

1.     Biaya bahan penolong
Adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produksi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan HPP tersebut. Dalam perusahaan percetakan misalnya yang termasuk bahan penolong adalah : bahan perekat, tinta koreksi & pita mesin tik.
2.     Biaya reparasi dan pemeliharaan
Berupa biaya suku cadang dan biaya habis pakai.
3.     Biaya tenaga kerja tidak langsung
adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara kangsung kepada produk / pesanan .
-        Karyawan yang bekerja dalam / pada departemen pembantu
Seperti departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan departemen gudang.
-        Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi
Seperti kepala departemen produksi, karyawan administrasi pabrik dan mandor.
4.     Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
Biaya-biaya yang timbul dalam kelompok ini adalah biaya-biaya depresiasi bangunan pabrik, depresiasi mesin dan peralatan dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.
5.     Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu.
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok diatas adalah : biaya asuransi gedung, mesin dan peralatan, kendaraan, kecelakaan karyawan.
6.     BOP lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai.
Biaya yang termasuk kelompok ini adalah : Biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.


 Cara penghitungan sederhana BOP
Bahan penolong
Rp xxx
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
Rp xxx
Biaya Listrik Pabrik
Rp xxx
Biaya Asuransi
Rp xxx
Biaya Depresiasi Pabrik
Rp xxx
Biaya Pabrik Lain-lain
Rp xxx
                            +
Biaya Overhead Pabrik
Rp xxx

Contoh kasus BOP
PT Senang Selamanya menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan untuk agustus 2010 dengan kapasitas normal 15000 jam mesin disajikan sebagai berikut :
JENIS BIAYA
TOTAL
VARIABEL
FIXED
Biaya Bahan Baku
Rp. 2.800.000

Biaya Tenaga Kerja
Rp. 1800.000
Biaya Bahan Penolong
Rp. 500.000

Biaya Depresiasi Mesin Jahit

Rp. 350.000
Biaya listrik mesin jahit
Rp. 680.000

Biaya Reparasi & pemeliharaan mesin jahit
Rp. 440.000

Biaya Reparasi & pemeliharaan mesin jahit

Rp. 300.000
Biaya asuransi mesin jahit

Rp. 400.000
Biaya promosi dan iklan
Rp. 520.000

Biaya tenaga kerja tidak langsung
Rp. 640.000

Biaya tenaga kerja tidak langsung

Rp. 700.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik

Rp. 500.000






Pada akhir tahun BOP sesunggguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 15.500 jam mesin yang dapat disajikan sebagai berikut :

JENIS BIAYA
TOTAL
VARIABEL
FIXED
Biaya Bahan Baku
Rp. 2.800.000

Biaya Tenaga Kerja
Rp. 1800.000
Biaya Bahan Penolong
Rp. 600.000

Biaya Depresiasi Mesin Jahit

Rp. 380.000
Biaya listrik mesin jahit
Rp. 700.000

Biaya Reparasi & pemeliharaan mesin jahit
Rp. 450.000

Biaya Reparasi & pemeliharaan mesin jahit

Rp. 300.000
Biaya asuransi mesin jahit

Rp. 720.000
Biaya promosi dan iklan
Rp. 530.000

Biaya tenaga kerja tidak langsung
Rp. 700.000

Biaya tenaga kerja tidak langsung

Rp. 750.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik

Rp. 700.000






Data lain yang berkaitan dengan produksi : Jam kerja langsung 14.000 jam dan unit produksi 48.000 unit.
Hitunglah
a.      Berapakah BOP tetap dan Variabel yang dianggarkan dan sesungguhnya
b.     Hitunglah tarif BOP bulan agustus 2010 yang dianggarkan berdasarkan :
·       Jam mesin (Rp)
·       Biaya bahan baku (%)
·       Biaya tenaga kerja langsung (%)
·       Jam kerja langsung (Rp)
·       Unit produksi (Rp)

Jawab
a.      BOP yang dianggarkan dan yang sesungguhnya.

BOP di Anggarkan
BOP sesungguhnya
BOP tetap
Rp. 2.250.000
Rp. 2.850.000
BOP variable
Rp. 2.780.000
Rp. 2.980.000
Total BOP
Rp. 5.030.000
Rp. 5.830.000


b.     Menghitung tarif BOP yang dianggarkan berdasarkan
·       Tarif BOP di anggarkan
Tarif BOP tetap =      = Rp. 150 / jam
Tarif BOP variabel =  = Rp. 185,33 / jam    +
            Total tarif BOP                     = Rp. 335,33 / jam

·       Tarif  BOP berdasarkan biaya bahan baku
Tarif BOP tetap =   x 100 %    =  80,36 %
Tarif BOP variabel =  x 100 %  =  99,29 %    +
            Total tarif BOP                                    = 179,65 %

·       Tarif BOP berdasarkan biaya kerja langsung
Tarif BOP tetap =   x 100 %    =  125 %
Tarif BOP variabel =  x 100 %  =  154,44 %    +
            Total tarif BOP                                    = 279,44 %

·       Tarif BOP berdasarkan jam kerja langsung
Tarif BOP tetap =      = Rp. 160,71 / jkl
Tarif BOP variabel =  = Rp. 198,57 / jkl    +
            Total tarif BOP                     = Rp. 335,33 / jkl


·       Tarif BOP berdasarkan unit produksi
Tarif BOP tetap =      = Rp. 46,88 / Unit
Tarif BOP variabel =  = Rp. 57,92 / Unit    +
            Total tarif BOP                     = Rp. 104,8 / Unit



2.   Departementalisasi BOP
Adalah pembagian pabrik kedalam bagian-bagian yang disebut departemen dimana BOP dibebankan.
Langkah-langkahnya :
1.             Menyusun BOP perdepartemen
2.             Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi. Ada 2 metode :
  1. metode alokasi langsung
BOP departemen pembantu dialokasikan ketiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya.
  1. metode alokasi bertahap
digunakan apabila jasa yang dihasilka n departemen pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi tetapi juga digunakan departemen pembantu yang lain.
·       Metode alokasi kontinyu
Dalam metode ini, BOP dept pembantu yang saling memberikan jasa dialokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah BOP yang belum dialokasikan menjadi tidak berarti.
·       Metode aljabar
Dalam metode ini jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar.
Contoh kasus departementalisasi BOP
PT Selalu Senang mengolah produksinya melalui 5 departemen produksi yaitu A, B, C, D dan E dan ditunjang dengan 3 departemen pembantu yaitu departemen R, S dan T
Adapun anggaran perusahaan untuk maret 2008 dengan kapasitas normal 10.000 per jam

Departemen Produksi  A                                                                    Rp. 12.000.000
Departemen Produksi B                                                                     Rp. 16.000.000
Departemen Produksi C                                                                     Rp. 14.000.000
Departemen Produksi D                                                                     Rp. 12.000.000
Departemen Produksi E                                                                     Rp . 8.000.000
Departemen  Pembantu                                                                      Rp. 10.000.000
Departemen Pembantu                                                                       Rp. 16.000.000
Departemen Pembantu                                                                       Rp. 18.000.000

Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk setiap departemen produksi yang dirinci sebagai berikut :
Jasa dari Departemen Pembantu
Departemen Produksi
A
B
C
D
E
Departemen Pembantu R
20 %
24 %
22 %
20 %
14 %
Departemen Pembantu S
18 %
20 %
24 %
26 %
12 %
Departemen Pembantu T
20 %
16 %
18 %
20 %
26 %

Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing Departemen Produksi adalah sebagai berikut :
Departemen Produksi
Kapasitas Normal
A
120.000 / Unit
B
160.000 / Unit
C
180.000 / Unit
D
160.000 / Unit
E
120.000 / Unit
Hitunglah :
1.     Buatlah tabel Alokasi budget BOP dari departemen pembantu ke departemen produksi menggunakan metode alokasi langsung.
2.     Hitunglah tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila pembebanan tariff BOP berdasarkan kapasitas normalnya.
Jawaban
I.                 Tabel alokasi budget BOP
Keterangan
Jumlah
Departemen Produksi
Departemen Pembantu
A
B
C
D
E
R
S
T
Budget BOP sblm alokasi
62000
12000
16000
14000
12000
8000
10000
16000
1800
Alokasi Dep R
10000
2000
2400
2200
2000
1400
10000
-
-
Alokasi Dep S
16000
2800
3200
3840
4160
1920
-
16000
-
Alokasi Dep T
18000
3600
2880
3240
3600
4680
-
-
1800
Jml Alokasi Dep Pembantu
44000
8480
8480
9280
9760
8000
10000
16000
1800
Budget BOP stlh alokasi
106000
20480
24480
23280
21760
16000
0
0
0

II.               Perhitungan Tarif BOP
Departemen Produksi
Budget BOP setelah alokasi
Kapasitas Normal
Tarif
A
Rp. 20.480.000
120.000 / Unit
Rp. 170,67 / unit
B
Rp. 24.480.000
160.000 / Unit
Rp. 153 / unit
C
Rp. 23. 280.000
180.000 / Unit
Rp. 129,33 / unit
D
Rp. 21.760.000
160.000 / Unit
Rp. 136 / unit
E
Rp. 21.760.000
120.000 / Unit
Rp. 133, 33 / unit

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Biaya-biaya produksi yang tidak dapat dikategorikan ke dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung atau yang wujud riilnya adalah biaya bahan baku tudak langsung dann biaya tenaga kerja tidak langsung serta biaya pabrik lainnya dikelompokan tersendiri yang disebut biaya overhead pabrik.
Departementalisasi biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya, sehingga dengan demikian akan memperjelas tanggung jawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu. Dengan digunakannya tarif-tarif BOP yang berbeda-beda untuk tiap departemen, maka pesanan atau produk yang melewati suatu departemen produksi akan dibebani dengan BOP. Sesuai dengan departemen bersangkutan.