Universitas Gunadarma

Rabu, 23 November 2011

Inflasi

Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapatkan perhatian para pemikir ekonomi. Pengertian inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi. Syarat adanya kecenderungan menaik yang terus menerus juga perlu diingat, karena kenaikan harga karena musiman, menjelang hari-hari besar atau yang terjadi sekali saja, dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan tidak disebut inflasi.

            Jika seandainya harga-harga dari sebagian barang diatur pemerintah, maka harga-harga yang dicatat oleh Biro Sta­tistik mungkin tidak menunjukkan kenaikan apapun karena yang dicatat adalah harga harga "resmi" pemerintah. Tetapi kenyataan yang terjadi ada kecenderungan bagi harga-harga untuk terus menaik. Dalam hal ini inflasi sebetulnya ada, tetapi tidak diper­lihatkan. Keadaan ini disebut "suppressed inflation" atau "infla­si yang ditutupi" , yang pada suatu waktu akan terlihat karena harga-harga resmi makin tidak relevan dalam kenyataan.    

 MACAM INFLASI
 A. Berdasarkan parah tidaknya inflasi :
     1. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
     2. Inflasi sedang (antara 10 - 30% setahun)
     3. Inflasi berat  (antara 30 - 100% setahun)
     4. Hiperinflasi   (di atas 100% setahun)

B. Berdasarkan penyebab dari Inflasi
1.   Demand inflation / inflasi permintaan
      Inflasi ini timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai macam barang terlalu kuat.
2.   Cost inflation / inflasi  penawaran.
      Inflasi ini timbul  karena kenaikan biaya produksi atau berkur­angnya penawaran agregatif.

C. Berdasarkan asal dari inflasi
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) 
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation


Penggolongan Inflasi ditinjau dari asal inflasi

1. Inflasi dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panenan gagal dsb.

2. Inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga (yaitu:inflasi) di luar negeri atau di negara-negara langganan berdagang kita.

Kenaikkan harga barang-barang yang kita impor mengakibatkan:

1. Secara langsung kenaikan indeks biaya hidup karena sebagian dari barang-barang yang tercakup di dalamnya berasal dari impor.

2. Secara tidak langsung menaikkan indeks harga melalui kenaikan biaya produksi (dan kemudian, harga jual) dari berbagai barang yang menggunakan bahan mentah atau mesin-mesin yang harus diimpor (cost inflation)

3. Secara tidak langsung menimbulkan kenaikan harga di dalam negeri, karena kenaikkan harga barang-barang impor mengakibatkan kenaikan pengeluaran pemerintah/swasta yang berusaha mengimbangi kenaikan harga impor tsb (demand inflation).

Penularan inflasi dari luar negeri ke dalam negeri bisa pula melalui kenaikan harga barang-barang ekspor dan saluran-salur­annya hanya sedikit berbeda dengan penularan lewat kenaikan harga barang-barang impor.

1. Bila harga barang-barang ekspor seperti kopi teh minyak kelapa sawit naik, maka indeks biaya hidup akan naik pula sebab barang- barang tsb langsung masuk dalam daftar barang- barang yang terca­kup dalam indeks harga.

2. Bila harga barang-barang ekspor (seperti, kayu,karet, timah, dsb) naik, maka biaya produksi dari barang-barang yang mengguna­kan barang-barang tsb dalam proses produksinya (perumahan, sepa­tu, kaleng, dsb) akan naik, dan harganya akan naik pula (cost inflation).

3. Kenaikan harga barang-barang ekspor berarti kenaikan penghasilan eksportir. Kenaikan penghasilan ini akan dibelanjakan untuk membeli barang-barang , baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Bila jumlah barang yang tersedia di pasar tidak bertambah, akibatnya harga-harga barang lain akan naik pula (demand inflation).




 'materi ekonomi gunadarma'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar